Sesuatu yang berbeda memang begitu menggoda. Tapi kali ini saya tidak ingin tergoda. Sebagai salah satu dari umat islam di Indonesia yang kadang memiliki ego kelompok mayoritas, kadang saya menganggap candi borobudur sebagai sebuah obyek wisata dan melupakan bahwa candi ini adalah candi terbesar yang menjadi jujugan umat budha dari berbagai penjuru dunia untuk beribadah.
Saya berkesempatan untuk mengunjungi Borobudur untuk ketiga kalinya bertepatan dengan perayaan Wasiak tanggal 2 Juni 2015 ini. Sebelumnya, dengan ketidaktahuan dan kebodohan saya, saya datang ke candi Borobudur pada bulan Februari 2015 dan bergaya narsis di candi tanpa menyadari bahwa saya telah melukai umat budha dengan berfoto di atas stupa dan mengganggap diri saya sebagai sebuah obyek foto yang cakep. Tapi setelah saya baca informasi dari fanspage Walubi di facebook, saya jadi tahu kalau apa yang saya lakukan ini adalah salah, karena umat budha justru duduk bersimpuh di bawah stupa ini. Maafkan saya ya. Saya sudah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
|
Jangan berfoto sambil duduk atau berdiri di atas stupa seperti ini ya, teman ! |
|
Perayaan waisak di Candi Borobudur pada tahun 2014 lalu memang sempat membuat heboh media sosial. Hal ini disebabkan sikap para pengunjung yang berniat untuk menyaksikan perayaan Waisak tapi tidak menghormati perayaan itu sendiri. Banyak pengunjung justru asyik mencari obyek foto yang 'eksotis' dengan memotret pada biksu yang khusuk sembahyang. Banyak juga pengunjung yang menjejali tenda yang seharusnya diperuntukkan bagi umat budha yang sedang melaksanakan upacara.