Kamis, 13 Juni 2013

Patah Hati Tingkat Tinggi




Kalau ada survei tentang siapa yang pernah mengalami patah hati dengan jumlah paling banyak, maka selain Raditya Dika dalam Malam Minggu Miko, jawabannya adalah saya. Saking seringnya patah hati, sampai-sampai saya jadi kapok patah hati. Saya patah hati pertama kali ketika saya berada di sekolah dasar dan nampaknya terus berlanjut sampai saya menjadi mahasiswa. Patah hati menjadi semacam kutukan bagi saya karena saya selalu menyukai seseorang yang tidak pernah sedikitpun menyukai saya. Alasannya sih hampir sama : mereka tidak tertarik, yang akhirnya bisa saya simpulkan bahwa saya memang tidak menarik.






Berikut ini hasil analisis SWOT yang telah saya lakukan. Silahkan disimak dan dibaca dengan penuh perasaan.




Selanjutnya, bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/patah-hati-tingkat-tinggi/

11 komentar:

  1. tulisan yang selalu mengalir membuat pembaca tak lagi peduli dengan tata bahasa yang sedikit acakadul :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. suwun mit. endi iki blogmu ? ayo gerakkan blogger :D

      Hapus
  2. Febry Nur Rafahmi13 Juni 2013 pukul 17.19

    Saya suka membaca analisis SWOT itu. Sangat menarik dan inovatif. Saya terinsipirasi untuk menganalisis perasaan, lalu mewujudkannya dalam sebuah bagan atau diagram. Itu juga pernah saya lihat di film drama Jepang berjudul "Angel Bank". Film itu berkisah tentang sebuah agen yang membantu orang-orang berganti pekerjaan ke bidang lain yang kelihatannya jauh dari bakat mereka, tapi mereka bisa melakukannya. Agen itu membantu mereka menganalisis harapan-harapan, kemungkinan-kemungkinan, dan tuntutan dalam pekerjaan melalui sebuah diagram imajinatif. Mungkin dengan begitu saya bisa menemukan kausalitas dan fakta yang bisa dijadikan parameter privat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku tetap iri sama pengetahuanmu tentang film dan buku.mohon bimbingannya suhu :D

      Hapus
  3. setelah kupikir2 aku butuh untuk jatuh cinta (yg benar2 jatuh cinta) dan kemudian patah hati. hal spt itu sangat diperlukan. karena dgnya aku jadi mau menengok kedalam diriku sendiri dan membuat analisis2 tentang siapa diriku. kalau analisis yg dilakukan benar, akan menghasilkan sikap dan keputusan yg lbh matang n dewasa, cie,,,

    dewasa emang mahal. patah hati trus patah kaki, why not?!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup.Semua ini adalah proses kita menjadi seorang wanita. Call me lady cause i'm not only a girl ! :D

      Hapus
  4. asik asik....
    bikin pembaca ikut dalam alur cerits

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak sudah mau mampir di blog saya, mas / mbak anonim :D

      Hapus
  5. nice story....two thumbs for u

    BalasHapus