Ujug-ujug
perempuan ini datang ke kantorku. Padahal aku sudah berusaha untuk
tidak membuat semacam pertemuan terakhir dengannya. Hari ini dia akan
pindah ke Jakarta. Sambil matanya berkaca-kaca, dia minta dipeluk dan
difoto. Dia berkata dia sedih pindah dari kota ini. Aku berkata aku
selalu membenci perpisahan.
Aku kira aku tidak akan menangis. Karena
menangis hanya dilakukan oleh orang melankolis
seperti Tsabit Pramita atau orang dramatis seperti ELsy ARifa WuLandini. Sementara orang minim ekspresi dan apresiasi sepertiku dan Happy Yugo Prasetiya
akan selalu berkata mereka berdua lebai jika mereka sudah memulai
adegan drama.
Satu-persatu nona-nona sahabat berubah menjadi nyonya.
Menikah. Pindah. Lalu memiliki kehidupan baru hingga semua menjadi tidak
lagi sama seperti sebelumnya. Tapi memang pada akhirnya kita harus
menulis cerita kita dengan cara kita masing-masing.
Kenapa ada banyak
perpisahan di bulan september ?