Kamis, 26 Februari 2015

Jogja, 21-22 Februari 2015

Aku lupa kapan terakhir kali bersepeda. Tapi rasanya begitu bahagia.
Kereta yang kami tumpangi sampai di stasiun tugu pada jam 4 pagi. Setelah numpang gosok gigi dan sholat subuh di toilet stasiun, kami melakukan pemanasan dengan berjalan kaki ke Tugu Jogja untuk melihat tugu di kala fajar. Setelah pemanasan cukup, kami kembali ke stasiun Tugu. Di pintu keluar penumpang ada meja penjualan tiket shuttle minibus 11 seat menuju borobudur yang berangkat setiap jam 5, 6, dan 7 pagi. Kami memilih pemberangkatan jam 7 pagi walau minibus yang kami tumpangi berangkat lebih awal pada jam 6.40 pagi. 

Selanjutnya, bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/menghabiskan-akhir-pekan-di-jogja/ 









Laut, dan pilihan-pilihannya





Laut hanya diberi dua pilihan 
: melebur bersama samudera 
atau menerjang karang 
dan membasahi pasir



Selanjutnya, bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/laut-dan-pilihan-kita/

Senin, 23 Februari 2015

Aku, novel, dan pekerjaan yang bernama memasak

Malang, 25 Januari 2015




Hari minggu yang aneh.
Jumat kemarin aku baru saja menamatkan novel teenlit terjemahan tentang koki remaja keturunan yunani-italia yang memiliki restoran keluarga di Virginia. Sophie, nama remaja perempuan itu, berkeinginan untuk tidak meneruskan restoran keluarganya dan memiliki restoran sendiri. Sophie akhirnya secara sembunyi-sembunyi mengikuti reality show 'Teen Test Kitchen' dan buku ini bercerita tentang kisahnya selama mengikuti reality show yang juga ternyata tidak benar-benar 'reality'.


Selanjutnya bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/aku-novel-dan-aktivitas-yang-bernama-memasak/

Pacitan, Kenangan di antara karang-karang



Perjalanan kali ini bertujuan untuk menyusuri pantai-pantai selatan jawa timur yang berada di daerah pacitan. Pacitan adalah salah satu kabupaten yang berderet di sebelah selatan pulau jawa sehingga sebagian wilayahnya berhubungan langsung dengan pantai-pantai di laut selatan yang lebih dikenal dengan Samudera Hindia. Perjalananku ke pacitan diawali dengan tawaran di facebook dari seorang teman yang mengadakan trip share cost dengan menyewa Minibus/Elf. Kami berjumlah 15 orang yang terdiri dari 9 laki-laki dan 6 perempuan. Dari 6 perempuan, 4 diantaranya adalah pasangan dari 4 laki-laki di trip ini sedangkan 2 sisanya, termasuk aku, masih berstatus jomblo local. Hiks.
Selanjutnya, bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/pacitan-kenangan-di-antara-karang/
 



















Dance on the Floor, di kampus 2 UIN malang

Batu, 18 Februari 2015

Ini baru keren. Biasanya peningkatan kompetensi karyawan dilakukan dengan seminar motivasi dan outbond yang (agak) membosankan. Kali ini, UIN malang mecoba hal baru melalui musik, lebih tepatnya, melalui metode Rhythm Of Empowerment (ROE). Metode ROE ini dikembangkan oleh Budi Bagus Prasetyo yang menggunakan analogi-analogi di musik untuk diaplikasikan dalam dunia kerja. Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan jiwa melalui kekuatan bunyi dan gerak.

Selanjutnya, bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/rhythm-of-empowerment-roe-di-kampus-2-uin-malang/






Kamis, 19 Februari 2015

Satu Petang di Sebuah Taman Kota







Setelah berulang kali angkot yang kutumpangi melewati Taman Bentoel Trunojoyo di depan stasiun kota Malang, ini untuk pertama kalinya aku menghabiskan sore sepulang kerja di rumah kaca di dalam taman tersebut yang ternyata adalah perpustakaan mungil. Tempat yang cukup menyenangkan untuk menghabiskan waktu meskipun jumlah buku yang disediakan masih sedikit.

 Selanjutnya bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/suatu-petang-di-perpustakaan-taman-bentoel-trunojoyo-malang/




Senin, 16 Februari 2015

Langit yang jenuh



Di,
Malam ini tetap seperti biasa. Dia masih tidak datang pada sunyiku. Dia lupa akan janji untuk menemaniku menjemput kelam. Aku tahu dia masih disana, ditempat orang menghabiskan waktu bersama larutan-larutan yang tak pernah ku mengerti itu apa.

Selanjutnya bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/langit-yang-jenuh/



Kata orang, aku penari



Kata orang, aku penari.
Itu kata-kata yang aku ingat ketika pertama kali mulai membuka mata. Aku penari. Kata itu seakan menjadi mantra bagiku. Semacam ritual kata yang terus-menerus dihembuskan semenjak aku membuka mata, mengedipkan mata bahkan sampai menutup mata kembali. Kekuatan magis muncul dari ritual harianku tanpa disadari, yang membuatku merasa bertanggung jawab untuk terus menari. Berlaku selayaknya penari berselendang merah menyala dengan bibir tipis merona yang tertarik ke ujung.


Selanjutnya, bisa dibaca di blog baruku : http://ranselperi.com/kata-orang-aku-penari/